BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan (environment)
merupakan salah satu unsur/komponen pendidikan. Lingkungan itu bermacam-macam
yang satu dengan yang lain saling pengaruh-mempengaruhi berdasarkan fungsinya
masing-masing dan kelancaran proses dan hasil pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah upaya yang memang secara
sadar terencana yang dilakukan melalui proses untuk mengembangkan potensi dasar
secara jasmani dan rohani agar bisa menggapai segala tujuan. Sebagaimana
pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan
yang universal dalam kehidupan manusia, baik dalam lingkungan keluarga yaitu
orang tua sebagai pendidik di dalam keluarga dan guru di lingkungan sekolah.
Pengaruh serta timbal balik pendidikan di sekolah,
keluarga, dan masyarakat sangatlah penting karena itu sangat menentukan
kejiwaan serta tingkah laku anak didik dalam kehidupan sosial masyarakat. Pemahaman
peranan keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan akan
sangat penting dalam upaya membantu perkembangan peserta didik yang optimal. Utamanya
pemahaman itu mengenai keterkaitan dan saling pengaruh antar ketiganya dalam
perkembangan manusia. Sebab, pada hakikatnya peranan ketiga pusat pendidikan
itu selalu secara bersama-sama mempengaruhi manusia.
1.2
Rumusan Masalah
- Apa definisi dan fungsi dari lingkungan pendidikan?
- Apa sajakah yang terdapat dalam tripusat pendidikan?
- Bagaimana pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik?
1.3 Tujuan
- Mengetahui definisi serta fungsi dari lingkungan pendidikan.
- Mempelajari jenis-jenis dari tripusat pendidikan.
- Mengetahui adanya pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Jenis Lingkungan
Pendidikan
Manusia memiliki
sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu
terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial manusia secara efisien dan efektif itulah yang disebut
dengan pendidikan. Dan latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut
lingkungan pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni
keluarga, sekolah dan masyarakat (Umar Tirtaraharja et. al., 1990:39-40).
Seperti diketahui, lingkungan pendidikan pertama dan utama adalah keluarga.
Makin bertambah usia seseorang , peranan lingkungan pendidikan lainnya (yakni
sekolah dan masyarakat) semakin penting meskipun pengaruh lingkungan keluarga
masih tetap berlanjut.
Menurut Sartain (ahli psikologi
Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang
dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,
perkembangan atau life processes. Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap
kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu
pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak
tinggal adlam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi
anak. Pada dasarnya lingkungan
mencakup
lingkungan fisik, lingkungan
budaya, dan lingkungan sosial.
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja
digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian,
keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan
dibagi menjadi tiga yaitu:
1.
Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena manusia pertama kalinya
memperoleh pendidikan di lingkungan ini sebelum mengenal lingkungan yang lain.
Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam
kandungan. Pendidikan keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Pendidikan
Prenatal (pendidikan dalam kandungan)
2. Pendidikan
Postnatal (pendidikan setelah lahir)
Dasar tanggung jawab keluarga terhadap
pendidikan meliputi:
1. Motivasi
cinta kasih yang menjiwai hubungan orangtua dengan anaknya.
2. Motivasi
kewajiban moral orangtua terhadap anak.
3. Tanggung
jawab sosial sebagai bagian dari keluarga.
2.
Lingkungan Sekolah
Karena perkembangan
peradaban manusia, orang tidak mampu lagi untuk mendidik anaknya. Pada
masyarakat yang semakin komplek, anak perlu persiapan khusus untuk mencapai
masa dewasa. Persiapan ini perlu waktu, tempat dan proses yang khusus. Dengan
demikian orang perlu lembaga tertentu untuk menggantikan sebagian fungsinya
sebagai pendidik. Lembaga ini disebut sekolah. Dasar tanggung jawab sekolah
akan pendidikan meliputi:
1. Tanggung
jawab formal kelembagaan
2. Tanggung
jawab keilmuan
3. Tanggung
jawab fungsional
3.
Lingkungan masyarakat
Ada 5 pranata sosial (social institutions) yang
terdapat di dalam lingkungan sosial yaitu:
o
pranata pendidikan, bertugas dalam upaya
sosialisasi
o
pranata ekonomi, bertugas mengatur upaya
pemenuhan kemakmuran
o
pranata politik, bertugas menciptakan
integritas dan stabilitas masyarakat
o
pranata teknologi, bertugas menciptakan
teknik untuk mempermudah manusia
o
pranata moral dan etika, bertugas
mengurusi nilai dan penyikapan dalam pergaulan masyarakat.
Seperti halnya di atas,
yang dimaksud dengan lingkungan/sekitar ialah semua keadaan, benda-benda,
orang-orang, kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang ada di sekeliling
anak yang mempunyai pengaruh pada perkembangan dan pendidikan anak. Lingkungan
seperti yang dimaksud diatas, pada dasarnya dapat kita bedakan dalam dua
golongan, yaitu:
a.
Lingkungan
Alam
Lingkungan ala mini
dapat bersifat klimatologis, geografis, dan juga keadaan tanah. Yang dimaksud
dengan lingkungan alam klimatologis adalah yang berhubungan dengan keadaan
iklim. Karena pengaruh iklim maka menyebabkan orang mempunyai
kebiasaan-kebiasaan dan sifat-sifat tertentu.
b.
Lingkungan
Sosial
Lingkungan sosial ini
masih dibedakan lagi dalam dua macam, yaitu: Lingkungan Sosial Keluarga dan
Lingkungan Sosial Masyarakat. Hal-hal dalam lingkungan keluarga yang turut
berpengaruh pada pendidikan anak antara lain ialah:
-
Perlakuan orang tua terhadap anak.
-
Kedudukan anak dalam keluarga.
-
Status anak dalam keluarga.
-
Besar kecilnya keluarga.
-
Ekonomi keluarga.
-
Pendidikan orang tua.
Hal-hal dalam
lingkungan masyarakat yang turut berpengaruh terhadap perkembangan dan
pendidikan anak, di samping terdapat hal-hal yang memberikan pengaruh positif
pada pendidikan dan perkembangan anak, juga banyak hal-hal yang memberikan
pengaruh negatif. Sehubungan dengan pengaruh-pengaruh yang bersifat positif dan
negative dari masyarakat ini, maka aktivitas pribadi memainkan peranan yang
penting. Kemana aktivitas pribadi itu digerakkan, maka kesitu pula arah
perkembangan dari seseorang. Disamping pengaruh positif dan negatif itu, masih
ada juga hal-hal dalam masyarakat yang member pengaruh kepada perkembangan dan
pendidikan anak. Seperti halnya situasi politik, ekonomi, sosial, dan juga
situasi keamanan.
Situasi politik, yang
memyebabkan negara dalam keadaan perang
atau timbulnya banyak pemberontakkan-pemberontakkan, sering
mengakibatkan hambatan dan kekecewaan bagi anak yang sedang membutuhkan
pendidikan. Situasi ekonomi kacau, yang menyebabkan kacaunya perekonomian
masyarakat, masyarakat menjadi tidak tenang, guru-guru tidak dapat tenang dalam
menjalankan tugasnya, akan berpengaruh pula pada dunia pendidikan dan
pendidikan anak-anak. Situasi sosial dalam masyarakat tidak tertib, banyak
terjadi penyelewengan manipulasi dan korupsi, akan berpengaruh besar terhadap
perkembangan jiwa anak kearah hal-hal yang negatif pula. Demikian juga, situasi
keamanan yang tidak terjamin, hingga menyebabkan terjadinya banyak pelanggaran
norma-norma susila, perampasan-penodongan dan lain sebagainya, akan berpengaruh
pada anak kearah sifat-sifat tidak tertib seperti tidak disiplin, bandel,
brandalan, dan sebagainya.
2.2 Fungsi Lingkungan Pendidikan
Secara
umum fungsi
lingkungan
pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan
berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang
tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Penataan lingkungan pendidikan itu terutama dimaksudkan agar proses pendidikan
dapat berkembang secara efisien dan efektif. Seperti diketahui, proses
pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai akibat interaksi dengan
lingkungannya akan berlangsung secara alamiah dengan konsekuensi bahwa tumbuh
kembang itu mungkin berlangsung lambat dan menyimpan dari tujuan pendidikan.
Oleh karena itu,
diperlukan berbagai usaha sadar untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan itu
sedemikian rupa agar dapat diperoleh peluang pencapaian tujuan secara optimal,
dan dalam waktu serta dengan daya/dana yang seminimal mungkin. Dengan demikian
diharapkan mutu sumber daya manusia makin lama semakin meningkat. Hal itu hanya
dapat diwujudkan apabila setiap lingkungan pendidikan tersebut dapat
melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya.
2.3 Tripusat Pendidikan
Dilihat
dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam
lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar
Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah
an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.
1. Keluarga
Keluarga
merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama
dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua
bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar
tumbuh dan berkembang dengan
baik. Pendidikan
keluarga berfungsi:
1.
Sebagai
pengalaman pertama masa kanak-kanak
2.
Menjamin
kehidupan emosional anak
3.
Menanamkan
dasar pendidikan moral
4.
Memberikan
dasar pendidikan sosial
5.
Meletakkan
dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak
Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan
anak ialah, merupakan peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup
keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya
dan dari anggota keluarga yang lain. Mengenai penanaman pandangan hidup
keagamaan, masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik. Masa kanak-kanak
adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama. Dalam
hal ini biasakanlah anak-anak untuk pergi ke gereja/masjid untuk bersama-sama
menjalankan ibadah, mendengarkan khutbah-khutbah atau ceramah-ceramah agama.
Jangan hendaknya penanaman dasar-dasar hidup beragama ini ditunda-tunda,
dinanti sampai anak mencapai kedewasaan, dan dibiarkan memilih agama mana yang
disukai.
2. Sekolah
Tidak
semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama
dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu
dikirimkan anak ke sekolah. Di sekolah, anak
bercampur dan bergaul dengan anak-anak lain, yang tidak ada hubungan kodrati.
Bercampur dan bergaul dengan anak-anak lain, yang bermacam-macam sifat dan
perangainya. Bercampur dan bergaul dengan anak-anak lain, yang mempunyai
hak-hak yang sama dengan dirinya. Di sekolah anak tidak mempunyai “hak-hak
istimewa” seperti halnya dalam keluarga di rumah. Semua anak mempunyai hak yang
sama. Semua anak mempunyai kewajiban yang sama. Semua anak diperlakukan yang
sama. Di sinilah anak diperkenalkan dengan prinsip-prinsip kehidupan
demokratis. Anak-anak dilatih untuk belajar hidup secara demokratis.
Di sekolah, di bawah asuhan guru-guru,
anak-anak memperoleh pengajaran dan pendidikan. Anak-anak belajar berbagai
macam pengetahuan dan ketrampilan, yang akan dijadikan bekal untuk kehidupannya
nanti di masyarakat. Memberikan bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan kepada
anak untuk kehidupannya nanti. Inilah sebenarnya tugas utama dari sekolah. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan
anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan
sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut:
- Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
- Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
- Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
- Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.
3. Masyarakat
Dalam
konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan
sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika
anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di
luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan
tersebut tampaknya lebih luas. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang
dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan
kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan
minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ini ada
yang bersifat positif terhadap pendidikan anak, tetapi sebaliknya banyak pula
yang bersifat negatif. Yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat positif di
sini ialah, segala sesuatu yang membawa pengaruh baik terhadap pendidikan dan
perkembangan anak. Yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang baik
dan berguna bagi anak itu sendiri, maupun baik dan berguna bagi kehidupan
bersama.
Pengaruh yang positif dari masyarakat ini
banyak kita jumpai dalam perkumpulan-perkumpulan pemuda, organisasi-organisasi
pelajar atau mahasiswa, maupun organisasi-organisasi lain. Baik perkumpulan
atau organisasi itu bergerak dalam lapangan kesenian-kebudayaan, olahraga,
politik maupun yang merupakan organisasi
biasa yang bersifat menghimpun dan menyatukan para anggota, seperti halnya
organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa dari suatu jenis sekolah atau
fakultas. Misalnya BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Tetapi, perlu ditekankan di
sini, bahwa organisasi atau perkumpulan pemuda yang memberikan pengaruh positif
ini ialah organisasi atau perkumpulan pemuda yang diorganisasi secara baik dan
“legal”. Bukan organisasi atau perkumpulan pemuda yang diorganisasi secara baik
dan penuh disiplin, tetapi tidak legal atau “illegal”. Seperti halnya dengan
adanya banyak group-group pada akhir-akhir ini, yang gerak tingkah lakunya
sebagian besar lebi mendekati dengan “gang-gang” di luar negeri.Sedang yang
dimaksud dengan pengaruh yang bersifat negatif ialah, segala macam pengaruh
yang menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan merugikan baik, tidak baik dan
merugikan bagi pendidikan dan perkembangan anak sendiri.
Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya di dalam masyarakat. Dan anehnya, pengaruh yang negatif ini sangat mudah diterima oleh anak , dan sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah, setelah mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi anak berandalan. Oleh karena itu menjadi tugas dari orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan mengawasi selalu, dengan siapa anaknya itu bercampur gaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan, tetapi justru untuk menjaga, agar si anak tidak terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh yang tidak menginginkan.
Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya di dalam masyarakat. Dan anehnya, pengaruh yang negatif ini sangat mudah diterima oleh anak , dan sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah, setelah mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi anak berandalan. Oleh karena itu menjadi tugas dari orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan mengawasi selalu, dengan siapa anaknya itu bercampur gaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan, tetapi justru untuk menjaga, agar si anak tidak terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh yang tidak menginginkan.
2.4 Pengaruh Timbal Balik antara Tripusat Pendidikan Terhadap
Perkembangan Peserta Didik
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar
dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
1.
Pembimbingan dalam upaya
pemantapan pribadi yang berbudaya.
2.
Pengajaran dalam upaya
penguasaan pengetahuan.
3.
Pelatihan dalam upaya
pemahiran keterampilan.
Disamping peningkatan
kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik,
diprasyaratkanpula keserasian kontribusi itu, serta kerja sama yang erat dan
harmonis antar tripusat tersebut berbagai upaya dilakukan agar program-program
pendidikan dan setiap pusat pendidikan tersebut saling mendukung dan memperkuat
antara satu dengan lainnya. Di lingkungan keluarga telah diupayakan berbagai
hal (perbaikan gizi, permainan edukatif, dan sebagainya) yang dapat menjadi
landasan pengembangan selanjutnya disekolah dan masyarakat. Di lingkungan
sekolah diupayakan berbagi hal yang lebih mendekatkan sekolah dengan orang tua
siswa (organisasi orang tua siswa, kunjungan rumah oleh personil sekolah, dan
sebagainya). Selanjutnya sekolah juga mengupayakan agar programnya berkaitan
erat dengan masyarakat di sekitarnya (siswa ke masyarakat, narasumber dari
masyarakat ke sekolah, dan sebagainya). Akhirnya lingkungan masyarakat
mengusahakan berbagai kegiatan/program yang menunjang/melengkapi program
keluarga dan sekolah.
Dengan kontribusi
tripusat pendidikan yang saling memperkuat dan saling melengkapi itu akan
memberi peluang mewujudkan sumber daya manusia terdidik yang bermutu. Titik
kulminasi dari pemikiran tersebut di atas akhirnya dituangkan dalam Kep. Men.
Dikbud RI No. 0412/U/1987 tanggal 11Juli 1987 tentang penerapan muatan lokal
kurikulum sekolah dasar. Kemudian dikukuhkan oleh UU RI No. 2 Tahun 1989
tentang Sisdiknas (umpamanya pasal 37, 38 ayat 1 ) Jo. PP RI No. 28 Tahun 1990
tentang Dikdas (Pasal 14 ayat 3 dan 4). Muatan nasional kurikulum dilakukan
dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan Nasional, dan berlaku sama di seluruh Indonesia (UU RI Tentang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 Pasal 26 ayat 1), beberapa tujuan yang
lebih rinci dari muatan lokal tersebut yang dapat dikategorikan dalam dua
kelompok, sebagai berikut :
1.
Tujuan-tujuan yang segera dapat dicapai,
yakni:
a. Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid.
b. Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan
a. Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid.
b. Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan
pendidikan.
c. Murid dapat menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah yang
c. Murid dapat menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah yang
ditemukan di sekitarnya.
d. Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial, dan lingkungan
d. Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial, dan lingkungan
budaya yang terdapat di daerahnya.
2.
Tujuan-tujuan yang memerlukan waktu yang
relatif lama untuk mencapainya yakni:
a. Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.
b. Murid diharapkan dapat menolong orangtuanya dan menolong dirinya
a. Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.
b. Murid diharapkan dapat menolong orangtuanya dan menolong dirinya
sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya.
c. Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari
c. Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari
keterasingan terhadap lingkungannya
sendiri.
|
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan berbagai pihak, khususnya keluarga, sekolah, dan massyarakat sebagai
lingkungan pendidikan yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan
peranan tripusat pendidikan tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu
membangun manusia Indonesia seluruhnya serta menyiapkan SDM pembangunan yang
berlaku.
Keluarga bertanggung jawab memelihara,
merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan atas pendidikan anak-anak selama
mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai
lembaga terhadap pendidikan. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat, telah
mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga
dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh
pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
DAFTAR RUJUKAN
Indrakusuma, A.D. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Malang: FIP
IKIP
Jawigo. 2010. Pengaruh Timbal Balik
antara Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Blogspot.com.
(Online). http://jawigo.blogspot.com/2010/05/pengaruh-timbal-balik-antara-sekolah.html,
diakses 28 Januari 2012.
blog.unp.ac.id.
(Online). http://abhamust.blog.unp.ac.id/2011/09/13/lingkungan-pendidikan/,
diakses 28 Januari 2012.
Oka.2010. Tri Pusat Pendidikan. Blogspot.com. (Online), http://idupagayatri.blogspot.com/2010/01/tri-pusat-pendidikan.html,
diakses 28 Januari 2012.
Tirtarahardja, Umar dan Sulo, L.
2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar